Pages

Sunday, October 14, 2018

Kisah Zizi Raziq, Bocah Tunanetra yang Tampil di Penutupan Asian Para Games 2018

Nur Afifah, ibunya Zizi, menceritakan, Zizi Raziq terlahir secara prematur, yakni saat usia kandungan baru lima bulan. Menurut Afifah, semua baik-baik saja hingga masalah muncul saat kehamilannya memasuki bulan ke-5.

Saat itu, Afifah dinyatakan menderita usu buntu. Namun, ia menolak untuk dioperasi karena menganggap tindakan itu akan berdampak buruk pada janin yang dikandung. Tapi, setelah pulang dari rumah sakit, Affifah malah mengalami pendarahan.

Saat itu, dokter memerintahkan untuk segera melahirkan karena pendarahan yang terjadi tidak mungkin dihentikan. Tanpa pikir panjang, Afifah dan Jafar memberi persetujuan. Upaya persalinan normal dilakukan karena menurut dokter, ukuran bayi yang cuma 900 gram memungkinkan untuk persalinan normal.

Namun, ketika kepala bayi sudah berada di luar jalan lahir, keputusan diubah. Dokter tak berani ambil risiko karena fisik bayi begitu lemah. ”Saya dioperasi dengan kondisi kepala bayi sudah keluar. Zizi ditarik lagi ke atas kemudian dikeluarkan melalui operasi caesar,” cerita Afifah.

Kondisi fisik yang sangat kecil dan belum waktunya lahir membuat Zizi harus menjalani perawatan intensif di inkubator. Selama waktu tersebut, Afifah bolak-balik rumah sakit untuk memberikan ASI perah. Sampai di usia Zizi menginjak 7 bulan, baru diketahui bahwa ia tak bisa melihat.

Disebutkan Afifah, dirinya tak menerima pemberitahuan bila kelahiran prematur mungkin membuat kondisi bayi berbeda, termasuk tak bisa melihat. Diagnosa yang ditetapkan setelah rangkaian panjang dirujuk ke sejumlah rumah sakit di Jakarta. Mengetahui hal ini, Afifah tak menangis, tapi hatinya mati.

Ia sempat menutup diri, bahkan tak mau menyetuh Zizi. Sang suami pun larut dalam kesedihan. Selama orangtuanya mengalami masa sendu, Zizi berada di bawah pengawasan seorang pengasuh bayi bernama Mak Kah. Ia terus menawasi dan ada di tiap tumbuh kembang Zizi. 

Afifah baru sadar dari tidur panjangnya keika Zizi berusia 3 tahun. Melihat perjuangan sang buah hati untuk melakukan bayak hal di tengah keterbatasan menyentuh hatinya. Sejak itu, ia pun mulai belajar tentang kebutuhan anak tunanetra hingg asekarang terus menemani Zizi di banyak kesempatan.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2yBUB9z

No comments:

Post a Comment