Unit huntara dibangun berjejer dan rapat satu sama lain. Luas masing-masing huntara 4,8x4,8 meter persegi, di mana satu huntara disekat menjadi 2 ruangan, yakni tempat tidur atau istirahat dan tempat memasak. Sedangkan untuk kamar mandi dan WC berada di tempat terpisah di luar huntara. Satu huntara bisa dihuni setidaknya oleh dua kepala keluarga.
Catur mengatakan, pembangunan dibuat rapat agar huntara lebih kokoh dan tidak mudah rusak oleh angin kencang yang kerap melanda wilayah itu.
Sebagian besar huntara sudah dialiri listrik dari PLN dan air bersih, sehingga masyarakat bisa melakukan banyak aktivitas, layaknya di rumah masing-masing. Seorang warga mengaku lebih senang dan merasa aman tinggal di huntara, daripada di tenda-tenda.
Pembangunan huntara ini sebagai langkah nyata pemerintah, dalam hal ini BUMN untuk membantu korban gempa di NTB. Sejak awal masa pemulihan, BUMN telah bergerak cepat memulihkan berbagai macam layanan untuk masyarakat terdampak gempa. Seperti layanan telekomunikasi, energi, perbankan, kelistrikan, bantuan logistik, pelayaran, penerbangan hingga kesehatan. Huntara juga dibangun untuk memberi rasa aman menjelang masuknya musim hujan.
Pada saat bencana baru saja melanda NTB, berbagai BUMN juga sempat menyalurkan tenda-tenda darurat sebagai hunian sangat sementara sebelum pmbangunan unit huntara. BNI mengirimkan tenda ukuran 4x6 meter dan tenda peleton berukuran 14x6 meter di Sembalun.
BNI juga menyediakan 2 unit dapur umum, membangun 3 unit sekolah darurat, dan mengirimkan 50 relawan. Sebanyak 10.000 selimut dan ratusan jaket pun terkirim sejak masa tanggap darurat dimulai.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
No comments:
Post a Comment