Warga Desa Pacarmulyo, terutama Dusun Jetis lantas merapat ke lokasi bencana usai pengumuman bahaya longsor dari musala. Warga berusaha membuat saluran air agar tak membuat tanah yang sudah bergerak tak bertambah jenuh.
Saat itu, dampak longsor belum begitu parah. Aliran air bercampur lumpur cukup deras terjun ke selokan yang memotong badan jalan. Berbekal alat seadanya, warga bekerja bakti memperlancar aliran air berlumpur itu agar tak menumpuk dan membebani tebing.
Detik-detik menegangkan pun dimulai, ketika Ketua RT 2 RW 1 dusun Jetis, Romelan yang ikut bekerja bakti berusaha mengevakuasi keluarga Edi yang masih berada di dalam rumah. Secara tak gerduga, lereng tebing yang saat itu ramai aktifitas warga kembali bergeser.
Mula-mula, gerakan tanah pelan, ditandai dengan lumpur yang turun serta pepohonan yang roboh. Warga pun tunggang langgang ke sisi tebing dan jalan yang aman ketika sekian detik kemudian, longsoran semakin cepat.
Nahas, Romelan yang posisinya berada di tengah tak sempat mengelak dari terjangan longsor yang begitu cepat. Ia pun tergulung lumpur hingga badannya tertimpa material longsor dan terantuk benda-benda keras.
Romelan beruntung. Ia masih diselamatkan warga yang bersicepat menolong ketika Romelan terlihat kesulitan membeaskan diri. Ia pun segera dievakuasi.
Sekujur tubuhnya terluka. Kepala dan hidungnya mengeluarkan darah segar. Lantas, Romelan segera dilarikan ke rumah sakit.
Edi bersyukur, keluarganya tak menjadi korban. Tetapi, tak urung ia pun menderita kerugian cukup besar. Rumah bagian sampingnya, termasuk garasi lenyap tersapu longsor dan membawanya ke aliran Sungai Serayu yang terletak di bawahnya.
Meski tak sampai menyebabkan korban jiwa namun akibat longsor ini, warga mengalami kerugian lebih Rp 300 juta.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2ChkcYI
No comments:
Post a Comment