Liputan6.com, Tangerang Distrophia Muculor Progresive atau DMP, tak menghalangi semangat belajar Fauzan Akmal Maulana. Remaja 15 tahun ini sudah sejak kecil menderita otot lemah, namun masih setiap hari semangat berangka sekolah dengan digendong sang ibu, Winih (49).
Setiap pagi, sang ibu memandikan dan memakaikan seragam SMP, pakaian kebanggaannya. Lalu, setelah disuapi sarapan oleh sang ibu, Fauzan digendong sang ibu menuju sekolah.
Padahal dulu, Fauzan terlahir normal tanpa kekurangan apapun. Namun 2015 menjadi tahun kelam untuknya. Tiba-tiba saja pagi hari dia tidak bisa bangkit dari kasur.
"Waktu itu kelas 5 SD, padahal kelas 1,2,3 itu enggak apa. Saya bisa ikut upacara, bisa main sepeda kaya anak-anak biasa," kenangnya, saat ditemui di SMP Terbuka 1 Tangerang Selatan, Selasa (19/3/2019).
Dia dan keluarga hanya bisa pasrah, sampai kemudian divonis Dokter dari RSU Fatmawati, Jakarta Selatan, Fauzan mengidap penyakit otot lemah (DMP). Yang merupakan penyakit genetik berdasarkan keturunan.
"Awalnya dapat keringan dari kepala Sekolah di SD, tapi saya tetap mau ikut sekolah. Akhirnya bisa lulus (SD) juga," katanya.
Tak sampai di situ, semangat Fauzan melanjutkan sekolah ke tingkat lebih tinggi dia wujudkan, dengan mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMP Terbuka 1 Tangerang Selatan. Hingga saat ini, dia masih terus bersekolah diantar dan didampingi sang ibu.
Winih mengaku, dia tidak tega memasukan anaknya ke sekolah umum. Apalagi memasukannya ke sekolah swasra berkebutuhan khusus, secara ekonomi Winih tidaklah sanggup.
Akhirnya, ada informasi dibukanya pendaftaran SMP terbuka di Tangsel. "Fauzan semangat mau sekolah, ya sudah kami daftarkan," ujar Winih.
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2OcqI7i
No comments:
Post a Comment