Liputan6.com, Jakarta Anggota MPR Fraksi PAN asal Aceh, Muslim Ayub, hadir pada Pagelaran “Festival Seni Budaya Lokal” di Pulau Panjang Aceh Singkil, Minggu (16/12/2018). Pulau Panjang adalah sebuah desa yang letaknya di Kepulauan Banyak bagian dari Kabupaten Aceh Singkil yang merupakan hasil pemekaran Kabupataen Aceh Selatan yang terdiri dari dua wilayah yaitu kepulauan dan daratan yang sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser.
Kehadiran Muslim Ayub yang juga Anggota Badan Penganggaran MPR di Pulau Panjang itu adalah dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal MPR dengan metode Pagelaran Seni Budaya. Atas dukungan Muslim Ayub, pagelaran seni budaya yang diselenggarakan di salah satu pulau yang tergabung dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil itu menampilkan Pementasan Tarian Randey, Serampang 12, Langser, Leleusen, Bercerai Kasih, Berempat, dan Maena.
Sosialisasi Empat Pilar MPR di Pulau Panjang itu, selain dihadiri oleh Muslim Ayub juga dihadiri Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal MPR Maifrizal, Camat Kepulauan Banyak Mukhlis, dan ratusan warga dari Kepulauan Banyak, serta tamu undangan lainnya.
Kepala Biro Keuangan Sekretariat Jenderal MPR, Maifrizal, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pagelaran Seni Budaya ini merupakan salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR. “Kita bersyukur Aceh Singkil, khususnya Pulau Panjang, memiliki kesenian yang sangat membanggakan,” ungkap Maifrizal
Sosialisasi Empat Pilar MPR menjadi sangat penting. “Agar seluruh rakyat Indonesia untuk dapat memahami nilai-nilia kebangsaan yang kita miliki,” jelas pria yang biasa dipanggil Datuk itu. Ada empat nilai kebangsaan yang perlu dipahami oleh rakyat Indonesia. Pertama, sebagai bangsa, Indonesia memiliki ideologi, dan dasar negara yaitu Pancasila.
Kedua, UUD NRI Tahun 1945 untuk mengatur hak dan kewajiban setiap warga negara, dan wajib bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memahaminya. Ketiga, kita adalah negara besar, berada pada urutan ke-empat terbesar di dunia. “Kita tidak ingin negara kita menjadi negara gagal, negara yang terpecah-pecah. Karenanya bagi kita NKRI adalah harga mati,” ujar Datuk.
Dan, nilai keempat, Bhinneka Tunggal Ika. Kita punya suku yang berbeda, agama berbeda, tapi karena kita punya Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara maka negara kita selalu menjadi negara yang aman, terteram. “Maknanya, biarpun kita berbeda-beda, tapi kita tetap satu,” katanya.
Sementara itu Camat Kepulauan Banyak, Mukhlis yang mewakili Bupati Aceh Singkil dalam sambutannya menyampaikan sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui pagelaran seni budaya ini dapat kiranya menggali potensi yang terkandung dalam kesenian Aceh Singkil yang multi etnis itu untuk dapat menjaga keutuhan NKRI.
Mengucapkan terima kasih kepada MPR meskipun menempuh perjalan yang tidak mudah melalui laut serta memacu adrenalin ini berkenan melaksanakan "Sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui pagelaran “Festival Seni Budaya Lokal” di Pulau Panjang, serta mengajak hadirin dan masyarakat kepulauan Banyak untuk berpartisipasi dengan harapan bisa melestarikan seni budaya yang kita banggakan ini," katanya.
Berharap agar kegiatan ini dapat dilaksanakan rutin dan berkesinambungan untuk mengangkat seni budaya Aceh Singkil agar tetap terpelihara untuk menjadi pemersatu bangsa, harap Mukhlis.
(*)
from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2ChRGWI
No comments:
Post a Comment