Sementara itu, Ekonom Insitute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyatakan, dari sisi pengusaha, biaya produksi akan terkena dampak jika BI kembali menaikan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
"Jika BI naikan suku bunga kembali mengikuti the Fed maka dampaknya bunga yang terus naik membuat cost of borrowing dari pelaku usaha semakin mahal. Imbasnya ke biaya produksi," terangnya.
Kata Bhima, efeknya, pengusaha akan membeli bahan baku dengan kredit modal kerja. Setiap ada kenaikan bunga, lanjutnya, maka akan di transfer ke biaya pokok produksi yang akhirnya dijadikan harga jual.
"Dengan ini konsumen mulai berhemat, menahan belanja, yang ujungnya pertumbuhan ekonomi yang 56 persen nya ditopang konsumsi akan terganggu," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Bhima menilai, BI tidak perlu reaktif melihat kemungkinan the Fed untuk menaikan suku bunga acuan.
"Saya kira sudah cukup dengan naik jadi 6 persen. Jangan sampai BI terlalu agresif tapi ternyata Fed nanti kasih kejutan tidak naikan bunga. Jadi lebih baik hold dulu sampai pengumuman Fed sekitar 19 Desember nanti," tandas Bhima.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2QW7sLL
No comments:
Post a Comment