Motegi - Pembalap Spanyol, Maverick Vinales, mengeluhkan perlakuan Yamaha. Selama periode buruk sepanjang tahun ini, pembalap Spanyol itu merasa dilupakan dan diabaikan oleh pabrikan asal Iwata, Jepang, tersebut.
Yamaha mengalami keterpurukan panjang di MotoGP, tepatnya gagal menang dalam 24 balapan terakhir. Dalam periode tersebut, Vinales dan Valentino Rossi gagal naik podium utama. Yamaha benar-benar berada di balik bayang-bayang Honda dan Ducati yang tampil perkasa.
Vinales mengaku tak mendapat dukungan yang hangat dari para petinggi Yamaha selama periode tersebut. Dia merasa harus menghadapi masalahnya sendirian.
Namun, Vinales tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi dia telah memperpanjang kontraknya di Yamaha hingga 2020.
"Kami harus sabar dan berharap Yamaha bakal kompetitif lagi. Kontrak saya masih berlaku hingga dua tahun ke depan dan saya harus percaya diri, serta tak menyerah," kata Vinales, seperti dilansir Speedweek, Selasa (16/10/2018).
"Saya tahu Yamaha dapat berkembang. Baik Lin (Jarvis) maupun Massimo Meregalli (manajer tim Yamaha) telah menangani situasi ini dengan maksimal," kata Vinales.
Pembalap berjuluk Top Gun itu hanya berharap Yamaha memberi pelukan yang hangat pada masa sulit seperti itu. Perhatian seperti itu diyakini Vinales bakal membuat dirinya lebih percaya diri.
"Saya merasa sedikit dilupakan dan ditinggalkan sendirian. Saya berharap di satu titik mereka memeluk saya, maka saya akan merasa aman," ungkap Vinales.
"Sangat penting kami bekerja sama seperti tim. Saya merindukan hal itu. Sangat penting dipeluk saat segalanya tak berjalan baik. Maka Anda akan merasa lebih baik," sambung Maverick Vinales, yang sedang bersiap menyambut MotoGP Jepang, pada akhir pekan ini.
No comments:
Post a Comment