Lim yang tekejut dengan hukuman dari guru anaknya malah merobek buku dan menasehati putranya untuk tidur. Setelah merasa kecewa, keluarga Lim memutuskan untuk memindahkan putranya ke sekolah baru.
Sebelum pindah Lim telah berbicara dengan guru mengenai tugas tersebut. Sang guru berdalih bahwa pekerjaan rumah bisa diteruskan pada lain waktu. Namun bukan itu jawaban yang diinginkan Lim. Menurutnya tugas semacam ini hanya akan membuat anak menyalin buku teks tanpa memahami isinya.
"Bahkan saya sebagai orang deasa tidak akan bisa menyalin semua itu tepat waktu, apalagi seorang anak," tuturnya.
Lim merasa bahwa sistem sekolah dapat membunuh bakat dan kemampuan anak-anak jika hanya menyalin buku teks.
Oleh sebab itu, ia tidak akan membiarkan putranya mengalami hal tersebut. Daripada berusaha keras mencapai prestasi akademik, Lim justru ingin mengembangkan kebahagiaan serta bakat putranya yang menyukai fotografi.
No comments:
Post a Comment