Pages

Saturday, August 25, 2018

Intip 4 Kiat Sukses ala CEO KLY Saat Bangun Usaha

Di hadapan ratusan peserta YOTNC, Steve bercerita kisah suksesnya berawal dari sebuah penolakan.

Cerita itu berawal ketika dirinya baru lulus SMA melamar sebagai kasir di sebuah apotek di Malang. 

"Saya mulai berusaha sendiri karena penolakan. Pada waktu selesai SMA saya ingin bantu ortu saya. Dan saya dari Malang saya datang di salah satu toko yang kebetulan sahabat saya kerja disana. dia bilang mau resign. Dan saya di kasih kerjaan itu," kata Steve.

Sayang, ketika Steve datang ke apotek itu, sang pemilik apotek mengatakan posisi kasir telah terisi. Steve merasa kecewa karena sedang membutuhkan pekerjaan usai lulus sekolah. 

"Kemudian saya datang hari Senin. Ternyata pada waktu saya datang dari Senen si pemilik toko tanya ke saya kamu siapa, saya bilang saya yang mau bekerja di sini om. Terus CEO-nya bilang kasirnya sudah ada sejak Jumat," ujar dia. 

Dia merasa kecewa mendapat penolakan. Berangkat dari kondisi itu, Steve bertekad membangun perusahaan yang memberikan lapangan pekerjaan yang besar bagi banyak orang. 

Saat itu, ia memutuskan untuk menjadi seorang pebisnis. Media digital dipilihnya. "Saya kecewa sekali penolakan yang besar dari situ saya punya cita-cita buat nanti kalau saya punya sesuatu saya ingin menciptakan lapangan pekerjaan yang besar," ungkap Steve. 

"Pada waktu itu saya sangat butuh sekali pekerjaan. Penolakan buat saya sangat sedih dan bertekad untuk membuat saya ingin berbuat sesuatu," sambungnya. 

Steve memulai karir bisnisnya pada 1993 saat masih berkuliah di Malang, Jawa Timur. Ketika itu, ia membuat beberapa program komputer untuk beberapa toko di Kota Apel itu.

Seiring waktu berjalan, bisnis yang digawanginya pun semakin berkembang, dia memutuskan untuk berhenti kuliah dan fokus pada aktivitas bisnis.

Berbekal keahliannya di bidang teknologi komputer, ia bertekad membangun usaha yang bergerak di bidang tersebut. "Saya berangkat bukan dari media, saya berangkat dari IT. Saya seorang progammer sebelum saya masuk. Sebelum kapan lagi saya punya beberapa company," paparnya. 

Akhirnya pada 2003, Steve mendirikan Kapanlagi hanya dengan modal Rp 300 juta. Dia berupaya membangun sebuah kanal berita yang menyediakan konten-konten untuk pengguna peralatan digital. 

Saat itu,Kapanlagi yang baru dirintis beroperasi sangat sederhana. Perusahaan itu hanya dikelola oleh beberapa orang yang berkantor di Malang dan Jakarta. 

Dua tahun berselang, Kapanlagi.com terancam gulung tikar. Dia memanggil rekan-rekannya untuk mengumumkan keuangan tengah goyah. Butuh waktu 3 bulan untuk menstabilkan Kapanlagi.com. 

"Saya modal awal 300 juta. Kemudian saya dapat dari teman-teman dari Malang yang naro duit. Setelah 2 tahun mau tutup tapi ada kemurahan tahu-tahu setelah saya announce akan tutup tahu-tahu meningkat, naik naik naik naik," ucap dia. 

Kejadian itu terulang hingga dua kali. Setelah sebelumnya mulai stabil, Kapanlagi kembali diambang kebangkrutan pada 2011. Penyebabnya adanya aturan baru dari pemerintah soal media digital. Hanya segelintir rekanan yang bertahan membangun kembali Kapanlagi yang akan hancur. 

Kapanlagi.com bangkit, melebarkan sayap bisnisnya dengan mendirikan merdeka.com. Merdeka.com diproyeksi untuk menjadi kanal berita-berita umum berbeda dengan Kapanlagi.com yang menyediakan berita-berita hiburan. 

"Dan kejadian itu terulang kembali di 2011, 2011 company kita ini tahun-tahun yang sangat berat. Tim kita pada saat itu 180 orang," kata dia. 

"Dan kemudian ada satu perubahan peraturan di Indonesia yang membuat banyak company kita yang waktu itu kita terbesar kita dari Telkomsel Indosat XL tahu-tahu hari itu enggak ada. Pada Oktober waktu itu penghasilan kota hilang dalam semalam. Karena peraturan Pemerintah," tambah Steve. 

Akhirnya, badai telah berlalu. Sekarang, perusahaan yang digagas Steve dengan modal bayangan dunia digital akan menjadi tren pun berkembang pesat. Kapanlagi Network berubah nama menjadi Kapanlagi Youniverse. Di bawahnya ada sekitar 11 media dengan 120 juta pembaca tiap bulannya. 

"Hari ini kita punya 900 lebih karyawan. Dari kapanlagi kita punya 11 media, kapanlagi.com, liputan6.com, ada merdeka, fimela, bola.com, bola.net. Jumlahnya 120 ribu. Saya enggak kebayang akan jadi 120 juta banyak sekali ya. Saya yakin semua dari kalian disini enggak tahu dalam satu bulan dapat dari Whatsapp, Facebook, dari Instagram pasti mampir di salah satu situs kita," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Untuk menjadi juara, harus juara menguasai perubahan itu sendiri.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2P4ahZM

No comments:

Post a Comment