Pages

Friday, March 8, 2019

Ada Pintu Kamar Tak Bergagang dalam 'Fasilitas Pendidikan' Minoritas di Xinjiang

Direktur pusat pelatihan vokasional Hotan, Mahmud Memeti membawa rombongan jurnalis Indonesia dan Malaysia ke lantai dua gedung utama di fasilitas tersebut.

Lantai itu difungsikan sebagai salah satu "kamar asrama para siswa" karena memiliki banyak ruang berupa kamar berisi beberapa tempat tidur, loker, televisi, dan toilet.

Ada yang tak biasa di sana. Yakni, seluruh pintu kamar di lantai itu memiliki lubang pengintip seperti di kamar-kamar hotel.

Lubang intip di pintu kamar asrama di 'Pusat pelatihan vokasional Hotan' di Hotan County, Prefektur Hotan, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Tapi, jika lubang pengintip di kamar hotel digunakan oleh penginap di dalam untuk mengintip kondisi di luar, lubang pengintip di fasilitas pelatihan vokasional di Hotan justru sebaliknya.

Lubang itu berfungsi agar orang di luar bisa mengintip ke dalam kamar. Liputan6.com mencoba langsung fitur itu di sebuah pintu kamar di fasilitas Hotan.

Kegunaannya mungkin ditujukan agar para staf pusat pelatihan vokasional bisa sewaktu-waktu mengawasi para siswa ketika mereka ada di dalam.

Selain itu, seluruh pintu kamar di lantai tersebut tak memiliki gagang di sisi dalam ruangan.

Ditambah dengan struktur pintu yang tebal dan berpengunci lengkap, ketidakhadiran gagang membuat orang di dalam tak bisa leluasa membuka pintu itu untuk keluar ruangan.

Pintu kamar asrama di 'Pusat pelatihan vokasional Hotan' di Hotan County, Prefektur Hotan, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Liputan6.com mencoba masuk ke salah satu kamar"dengan menutup pintu tersebut. Pintu tak bisa terbuka ketika penulis mencoba mendorong untuk membukanya dan harus mengetuk pintu dengan keras untuk meminta dibukakan.

Rombongan jurnalis meminta keterangan kepada Mahmud Memeti tentang fitur 'tak lazim' pada ruangan yang para staf definisikan sebagai kamar tersebut.

Tentang lubang pengintip yang hanya bisa melihat dari luar ke dalam, Memeti mengatakan ada alasannya. "Untuk alasan keamanan," kata dia. 

Sementara tentang pintu tak bergagang, awalnya, ia mengaku pintu tersebut bisa dibuka dengan cara didorong. Belakangan, ia mengaku, "Kami tidak pernah menutup pintu itu dan tetap membiarkannya terbuka."

Pintu kamar asrama di 'Pusat pelatihan vokasional Hotan' di Hotan County, Prefektur Hotan, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Lantas, apa tujuannya memasang pintu? 

"Menutup pintu hanya demi alasan keamanan saja," kata Memeti menjawab pertanyaan Liputan6.com.

Ia juga membantah pernyataan seorang jurnalis yang menyamakan kamar itu laiknya sel penjara.

Lagipula, tambah dia, "di dalamnya terdapat interkom dan tombol di mana siswa di dalamnya bisa menekan untuk meminta keluar dan dibukakan jika pintu sedang tertutup," lanjut Memeti.

Ketika wartawan Liputan6.com, Rizki Akbar Hasan mencoba menekan satu dari dua tombol pada interkom, terdengar suara staf berbahasa Mandarin dari speaker yang terpasang. Speaker itu diduga kuat bekerja dua arah, karena suara saya terdengar oleh staf di seberang sana.

Interkom dalam kamar asrama di 'Pusat pelatihan vokasional Hotan' di Hotan County, Prefektur Hotan, Xinjiang (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

"Namun, apa yang terjadi jika ada situasi darurat seperti misalnya, kebakaran. Apakah staf (yang hanya berjumlah puluhan) punya waktu untuk membukakan semua pintu yang ada di fasilitas?," lanjut saya.

Memeti mengatakan, "Jika situasi darurat terjadi, staf pasti akan membantu," jelasnya ringkas.

Menurut jadwal rutinitas, para siswa memulai aktivitas pada pagi hari hingga sore. Mereka punya waktu bebas pada sore hari untuk berolahraga atau memanfaatkan ruang rekreasi yang ada di dalam fasilitas untuk kemudian masuk kembali ke dalam kamar tersebut.

Sama seperti kunjungan ke tiga fasilitas sebelumnya di Atush, Kashgar dan Shule, di pusat pelatihan vokasional Hotan rombongan jurnalis tidak dapat melihat ruangan dan gedung lain di dalam kompleks. Kami juga tidak melihat ratusan siswa lain di fasilitas yang menampung 400 orang itu.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2HrwWyC

No comments:

Post a Comment