Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 2 Sandiaga Salahuddin Uno mengkritisi pelaksanaan debat kedua Pilpres 2019. Menurut dia, keberadaan pendukung di lokasi acara cukup mengganggu masyarakat yang ingin menyaksikan debat capres melalui saluran televisi.
"Saya melihat sendiri bahwa dengan dukungan begitu banyak, pendukung paslon 01 dan 02 di sana justru menganggu bagi kita yang menonton di luar, terutama di pedesaan," ujar Sandiaga di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (18/2/2019).
"Selain karena sinyalnya juga kurang baik, banyak sekali interupsi dari moderator menyetop teriakan pendukung," imbuh dia.
Sandiaga pun meminta Direktur Materi Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said berkoordinasi dengan KPU untuk mengurangi jumlah pendukung yang hadir di lokasi debat dari kuota sebelumnya 100 orang per paslon menjadi 50 orang.
"50 saja cukup untuk membantu memberikan materi maupun dukungan dari keluarga dan sebagainya. 50 cukup dan dibuat sesederhana mungkin, tidak perlu terlalu mewah karena kita harus menghemat uang negara juga," tutur Sandiaga.
Beri Pencerahan
Sandiaga mengatakan, debat seharusnya bisa memberikan pencerahan kepada jutaan masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia, bukan para pendukung di lokasi. Sehingga masyarakat bisa mendapatkan referensi untuk menentukan pilihannya pada Pilpres 2019.
"Bukan untuk saling sorak menyorak dan sampai terdengar di pemirsa di rumah, bunyi priwitan, bunyi kayak tepukan balon, menurut saya itu kontra produktif," ucap Sandiaga.
Sebelumnya, Sandiaga menyaksikan debat kedua capres bersama warga Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Minggu 17 Februari 2019.
Selain menyaksikan sendiri, Sandiaga juga menerima keluhan masyarakat tentang keberadaan pendukung yang justru mengganggu jalannya debat.
No comments:
Post a Comment