Di lain pihak, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, belum lama ini menyampaikan hasil pertemuannya dengan National Security Adviser (NSA) Myanmar, U Thaung Tun. Keduanya membahas kerja sama bilateral dan perkembangan di negara bagian Rakhine, juga kaitannya dengan Rohingya.
Retno mengatakan kepada U Thaung Tun bahwa dirinya meminta informasi terbaru mengenai perkembangan di negara bagian tersebut.
"Bagaimana kita dapat membantu penyelesaian di sana. Kami sampaikan perlunya 'keterbukaan' agar Myanmar bisa mendapatkan kepercayaan dari negara lain," papar Retno Marsudi awal Agustus di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Dia menggarisbawahi bahwa masyarakat yang tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar, amat beragam dan tidak berasal dari satu komunitas saja. Untuk itu, perlu dibangun sebuah perbincangan lintas agama agar warga di sana dapat membanguun kepercayaan antar etnis.
Sedangkan Indonesia sudah pernah membantu menyelenggarakan interfaith dialogue di negara bagian Rakhine sebanyak dua kali.
"Pada tingkat masyarakat harus dibangun trust satu sama lain. Masyarakat yang tinggal di Rakhine State tidak hanya berasal dari satu latar belakang etnis. Mereka sangat beragam. Karena itu pada level masyarakat pun harus dibangun trust melalui interfaith dialogue," Retno Marsudi menuturkan.
Mantan duta besar Indonesia untuk Belanda ini juga menyebut, pemerintah Myanmar --melalui NSA U Thaung Tun-- ingin Indonesia tetap berperan aktif dalam membantu proses perdamaian di negara bagian Rakhine, terutama yang terkait dengan isu Rohingya.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2o8kERf
No comments:
Post a Comment